Minggu, 23 Juni 2013

Praktikum Biologi Perikanan



I.  PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
            Biologi perikanan merupakan materi mengenai ikan sebagai sumber daya perairan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.  Ilmu biologi perikanan di negara kita masih tergolong baru. Oleh sebab itu wajar bila banyak orang belum mengetahui aspek–aspek biologi perikanan. Ilmu ikhtiologi merupakan studi ilmiah yang mengenai ikan sebagai organisme yang sangat menarik untuk dipelajari, olehnya biologi perikanan pun juga mempelajari ikan secara ilmiah.
            Namun penekanan dan tinjauannya pun berbeda. Kadang–kadang pengertian istilah biologi ikan ditujukan pada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makan, tingkah laku dan sebagainya. Tujuan yang terkandung dalam biologi perikanan merupakan suatu usaha agar orang mempelajari ilmu ini dan dapat mengetahui serta memahami sumber daya atau potensi perikanan dan kelautan, serta bagaimana pemanfaatannya.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
         Tujuan dari praktikum Biologi perikanan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara panjang dan berat tubuh ikan serta mengetahui kondisi dari ikan yang kita ukur.  Kegunaan dari praktikum biologi perikanan adalah agar mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara berat dan panjang tubuh ikan.
II.  TINJAUAN PUSTAKA
Panjang total yaitu panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya. Kalau mulutnya terletak dimuka maka pada waktu pengukuran mulut harus dalam keadaan tertutup agar tercapai ujung terdepan. Ujung mulut tersebut harus diletakan pada angka nol didepan pengukur, sedangkan ujung ekor terletak dibagian belakang dari papan. Kalau ekor ikan tidak simetris maka ujung yang diukur adalah ujung yang terpanjang (Aziz, 1989).
Statistik  upaya sederhana, sebagai contoh dalam bentuk jumlah nelayan, atau jumlah perahu-perahu, cukup mudah untuk dikumpulkan. Statistik ini, cukup dapat dipercaya (tidak mungkin). Cukup dekat antara hubungan terhadap intensitas nyata penangkapan terhadap stok untuk semua penggunaan secara biologi, terutama dalam pengembangan perikanan (Aziz, 1989).
   Konsekuensi terhadap laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup karena pengaruh variasi komposisi makanan larva ikan di laut belum diamati sepenuhnya.  Perbedaan kandungan nutrisi dan dapat tidaknya suatu mangsa dicerna mungkin penting, sebagai contoh mollusca yang mempunyai cangkang dari bahan kalsium dan diketahui dapat melewati usus larva ikan herring tanpa dicerna (Bhattacharyya, 1957). 
             Menurut Kimball (1994), menyatakan bahwa dalam pertumbuhan suatu organisme, yang biasanya dapat dibedakan menjadi beberapa periode.  Periode pertama yaitu periode lamban adalah ciri adanya sedikit pertumbuhan atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya dan dalam periode ini organisme mempersiapkan diri untuk pertumbuhan. Periode lamban diikuti oleh periode logaritma atau periode eksponen.
            Dari semua pekerjaan sampling yang diadakan oleh peneliti perikanan, yang paling ekstensif adalah yang berkenaan dengan determinasi ukuran dan komposisi umur dari tangkapan. Sangat berguna untuk membedakan dua macam program sampling, karena dalam beberapa klasifikasi garis pemisahnya tidak begitu jelas.  Pertama adalah pemeriksaan dan pengukuran secara teliti dan tepat, sering menyangkut dalam beberapa ciri seperti panjang total, fork length, berat gonad, maturity age dan lain–lain.  Tetapi hal ini dilakukan bila spesimen–spesimen relatif sedikit. Sampling biasanya dikerjakan di ruang laboratorium. Kedua ada sampling untuk determinasi tunggal, pengukuran secara cepat (seperti total length) untuk sejumlah besar spesimen–spesimen, sering dilakukan dalam kondisi yang tidak sederhan. Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti suatu ketentuan yang lazim digunakan.  Panjang ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik atau sistem lainnya. Tetapi sistem metrik sangat dianjurkan untuk dipakai dan di Indonesia sistem tersebut sudah dikenal (Aziz, 1989).
            Menurut Nontji (1999), menyatakan bahwa berat dapat kita sebut sebagai suatu fungsi dari panjang, dan hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yang menjelaskan bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.  Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan terdapat perbedaan.
III.      METODE PRAKTEK
3.1  Waktu dan Tempat
            Waktu pelaksanaan praktikum mata kuliah Biologi Perikanan, dilaksanakan pada hari Senin, 20 Desember 2010 pada jam 15.00 WITA sampai dengan selesai.  Pelaksanaan Praktikum bertempat di ruang Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2  Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum Biologi Perikanan yaitu :
1. Alat pengukur panjang (mistar).
2. Timbangan.
3. Baki.
4. Alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan adalah :
1.  ikan Katombo.
3.3  Prosedur Kerja
Cara kerja dalam perhitungan panjang dan berat tubuh ikan pada praktikum Biologi Perikanan adalah sebagai berikut :
1.  Mengukur panjang dan berat total ikan.
2.  Menghitung hubungan panjang dan berat ikan.
3.  Mencatat hasil perhitungan panjang dan berat ikan.
4.  Menggambar grafik hubungan panjang dan berat ikan.
3.4  Analisisa Data
3.4.1 Analisisa data mengenai perhitungan panjang dan berat pada ikan.
Berat (W) ikan dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang (L) dan hubungan ini hampir mengikuti hukum kubik yang dinyatakan dengan rumus.
W = aL3  dimana W = berat ikan,  L = Panjang ikan, dan  a = Konstanta.
Hukum tersebut mengasumsikan bahwa bentuk dan berat ikan akan tetap selama hidupnya. Tetapi karena ikan senantiasa bertumbuh, maka menurut Hile (1996) formulasi umum yang dapat digunakan yaitu :
W = aLb   dimana W =  berat ikan, L = panjang ikan, dan a dan b = konstanta.
Persamaan tersebut dapat ditrasnformasikan ke dalam bentuk logaritma yang diperoleh dengan rumus :  Log W = log a + b log L, dari persamaan tersebut harga–harga W dan L telah diketahui, sehingga yang perlu dicari adalah harga a dan b.
3.4.2 Perhitungan Panjang dan Berat Ikan Secara Langsung
Perhitungan secara langsung menurut Lagler (1961), Rousefell dan Everhart (1962), yaitu dengan rumus sebagai berikut :
Ket :          N = jumlah ikan                          XY       = log L x log W
       X = log L (panjang)                   X2        = (log L)2
       Y = log W (berat)                       Y2        = (log W)2

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Setelah dilakukan praktikum biologi Perikanan tentang pengukuran panjang dan berat pada ikan Katombo, maka diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut :
               Tabel 1.  Hasil pengukuran panjang dan berat ikan Katombo
No.
Panjang (mm)
Berat (gr)
Log X
Log Y
1
200
120
2,301
2,079
2
210
 110
2,322
2,041
3
210
120
2,322
2,079
4
200
90
2,301
1,954
5
210
100
2,322
2
6
220
110
2,342
2,041
7
200
90
2,301
1,954
8
200
100
2,301
2
9
195
90
2,290
1,954
10
200
100
2,301
2
11
190
100
2,279
2
12
200
100
2,301
2
13
200
100
2,301
2
14
195
90
2,290
1,954
15
210
100
2,322
2
16
210
110
2,322
2,041
17
205
      00
2,312
2
18
210
100
2,322
2
19
220
120
2.342
2,079
20
225
100
2,352
2
21
210
110
2,322
2,041
22
150
100
2,176
2
23
200
110
2,301
2,041
24
250
100
2,398
2
25
180
100
2,255
2
 -
 -
X= 57,698
Y=50,258  

Tabel 2. Hasil perhitungan secara langsung pengukuran panjang dan berat ikan Katombo
No.
L(mm)
W(gr)
X
Y
XY
X2
Y2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
200
210
210
200
210
220
200
200
195
200
190
200
200
195
210
210
205
210
220
225
210
150
200
250
180
120
110
120
90
100
110
90
100
90
100
100
100
100
90
100
110
100
100
120
100
110
100
110
100
100
2,301
2,322
2,322
2,301
2,322
2,342
2,301
2,301
2,290
2,301
2,279
2,301
2,301
2,290
2,322
2,322
2,312
2,322
2,342
2,352
2,322
2,176
2,301
2,398
2,255
2,079
2,041
2,079
1,954
2
2,041
1,954
2
1,954
2
2
2
2
1,954
2
2,041
2
2
2,079
2
2,041
2
2,041
2
2
4,784
4,739
4,827
4,496
4,644
4,780
4,496
4,602
4,475
4,602
4,558
4,602
4,602
4,475
4,644
4,739
4,624
4,644
4,869
4,704
4,739
4,352
4,696
4,796
4,510
5,295
5,392
5,392
5,295
5,392
5,485
5,295
5,295
5,244
5,295
5,194
5,295
5,295
5,244
5,392
5,392
5,345
5,392
5,485
5,532
5,392
4,735
5,295
5,750
5,085
4,322
4,166
4,322
3,818
4
4,166
3,818
4
3,818
4
4
4
4
3,818
4
4,166
4
4
4,322
4
4,166
4
4,166
4
4
N
-
-
X=57,698
Y=50,288
XY=115,999
X2=133,203
Y2=101,06
 



 Maka di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
 b  = 0,186                  r  = 0,205
 a  = 1,581                  r2 = 0,042

Persamaan :
   Y  = a + bX
        = 1,581 + 0,186 X                                                                                         
atau log W  = 1,581 + 0,186 log L
              Y1  = 1,581 + 0,186 (X1)
                   = 1,581+ 0,186 (2,176)
                   = 1,581 + 0,405
                   = 1,99
              Y2  = 1,581 + 0,186 (X2)
                   = 1,581+ 0,186 (2,397)
                   = 1,581 + 0,446
                  = 2,03

Misal :
    Y1  = 1,99               Y2 = 2,03
X1 = 1,58               X2 = 0,18
                     

Gambar 1. Grafik Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Katombo.

4.2  Pembahasan
            Panjang rata–rata ikan Katombo berkisar 18 cm sampai 25 cm. Proses pengukuran panjang ikan katombo ini di ukur dari bagian tubuh ikan yang terdepan  (mulut), sampai bagian tubuh ikan yang paling belakang (ekor). Ketika mengukur dari bagian mulut, terlebih dahulu kita harus menutup mulut ikan sampai terlihat rapat antara bukaan mulut atas dan bawah. Pengukuran pada bagian belakang, diusahakan mengukur bagian ekor yang paling panjang, sehingga mendapatkan ukuran panjang total sesuai dengan ukuran besar kecilnya setiap ikan. 
            Menurut Aziz (1989), menyatakan bahwa Panjang total yaitu panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya. Ketika mulutnya terletak di muka, maka pada waktu pengukuran mulut harus dalam keadaan tertutup agar tercapai ujung terdepan. Ujung mulut tersebut harus diletakan pada angka nol di depan pengukur, sedangkan ujung ekor terletak di bagian belakang dari papan. Saat ekor ikan tidak simetris maka ujung yang diukur adalah ujung yang terpanjang.
            Ikan katombo merupakan salah satu komponen perikanan yang pelagis yang penting di Indonesia. Ikan ini memilki kebiasaan hidup bergerombol, dan memilki ukuran panjang 18 cm, walaupun ada pula yang mencapai panjang 25 cm. (Nontji, 1993).
            Pertumbuhan ikan dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor antara lain yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor ini ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak dapat dikontrol. Menurut Kimball (1994), menyatakan bahwa dalam pertumbuhan suatu organisme, yang biasanya dapat dibedakan menjadi beberapa periode. 
Periode pertama yaitu periode lamban adalah ciri adanya sedikit pertumbuhan atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya dan dalam periode ini organisme mempersiapkan diri untuk pertumbuhan. Periode lamban diikuti oleh periode logaritma atau periode eksponen.  Periode inilah yang memulai pertumbuhan pada organisme.
         Berat rata – rata ikan Katombo berkisar antara 90 gram sampai dengan 120 gram.    Hasil pengukuran ini diperoleh dari menimbang berat tubuh ikan, yang secara morfologi terdapat perbedaan bentuk tubuh yang besar dan kecil dari tiap ikan.  Hal ini disebabkan akibat lambat dan cepatnya pertumbuhan ikan tersebut, sehingga terdapat perbedaan – perbedaan berat badan pada ikan katombo. Menurut Aziz (1989), menyatakan bahwa berat dapat kita sebut sebagai suatu fungsi dari panjang, dan hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yang menjelaskan bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.  Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan terdapat perbedaan.
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
          Dari hasil yang didapat mengenai hubungan panjang dan berat pada ikan katombo, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.  Panjang rata-rata pada tubuh ikan katombo adalah berkisar antara 18 cm sampai dengan 25 cm.
2.  Berat rata-rata pada tubuh ikan katombo adalah berkisar antara 90 gr sampai dengan 120 gr.
3.  Hubungan antara panjang dan berat tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan.
4.  Berat tubuh ikan memiliki perbedaan, yang dapat menyebabkan  bentuk dan panjang tubuh ikan yang berbeda–beda serta pertumbuhannya lambat kadang cepat.
5.2  Saran
Sebagai praktikan saya menyarankan, sebaiknya didalam praktikum biologi perikanan mahasiswa dapat lebih mengetahui lagi tentang materi tersebut agar mahasiswa dapat mengklasifikasikan ilmu biologi perikanan didalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, 1989.  Tehknik Penarikan Contoh Populasi Biologis.  Depdikbud.
Bhattacharyya, 1957.  PengantarIktioplankton.  Fakultas Ilmu Perikanan Dan Kelautan, Bogor.
Brotowidjoyo, 1999.  Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air.  Liberty, Yogjakarta.
Kimball, 1994.  Biologi Jilid 2.  Erlangga, Bogor.
Nontji, 1993.  Laut Nusantara.  Djambatan, Jakarta.