Sabtu, 20 Oktober 2012

Budidaya Ikan Sistem Mina Padi



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem tersebut adalah ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain. Ikan mas dan karper merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap matahari. Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemeliharaan ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang ada, sehingga produksi padi tidak terganggu.
            Sawah yang sesuai untuk mina padi adalah sawah yang berpengairan teknis maupun setengah teknis.  Usaha mina padi selain merupakan usaha yang menguntungkan, juga dapat meningkatkan pendapatan petani, serta membantu program pemerintah dalam usaha memenuhi gizi keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Ikan apa saja yang dapat dipelihara dengan padi?
2.  Berapa umur padi kemudian ditebar ikan?
3. Apa keuntungan pemeliharaan ikan di sawah dengan padi?

II. PEMBAHASAN
2.1  Budidaya Ikan di Sawah
2.1.1 Budidaya Ikan sebagai Penyelang Tanaman Padi
            Pemeliharaan ikan sebagai penyelang dilakukan setelah tanah sawah dikerjakan sambil menunggu penanaman padi. Lamanya  pemeliharaan biasanya 20-30 hari, sampai pada saat benih padi siap untuk ditanam. Pada sistem ini biasanya hanya dilakukan untuk pendederan benih ikan. Yang tujuannya adalah setelah umur 20-30 hari, hasil dederan berubah menjadi anak ikan yang siap ditebarkan di kolam.

2.1.2 Budidaya Ikan Bersama Padi
            Budidaya ikan bersama padi merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama dengan tanaman padi. Lamanya pemeliharaan adalah sejak benih padi ditanam sampai penyiangan I, penyiangan II atau sampai tanaman padi mulai berbunga, kira-kira umur tanaman padi 50 hari.
2.1.3 Budidaya Ikan sebagai Pengganti Palawija
            Pemeliharaan ikan ini dilakukan sebagai pengganti tanaman palawija dalam pola pergiliran tanam dengan padi. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kesuburan sawah. Pada umumnya pemeliharaan ikan sebagai palawija dilakukan setelah dua kali masa  tanam padi berturut-turut. Lama pemeliharaan biasanya berkisar antara 80-90 hari. Ada dua macam usaha dalam pemeliharaan ikan sebagai palawija yaitu pemeliharaan benih dan pembesaran ikan.
 
2.2  Kegiatan-kegiatan Budidaya Mina Padi
2.2.1     Persiapan Lahan
a.    Pembuatan Pematang Sawah
            Pematang yang dibuat harus cukup tinggi dan kuat untuk menahan air. Tinggi pematang sebaiknya antara 25 – 40 cm, tergantung pada tinggi permukaan air. Lebar pematang bagian dasar tidak kurang dari 50 cm, sedangkan lebar pematang bagian atas cukup 25 cm saja. Sebaiknya dalam pembuatan pematang tidak digunakan bahan-bahan yang berasal dari tanaman, karena bahan ini mudah busuk sehingga dapat menimbulkan kebocoran pada pematang. Pematang dapat dibuat dari tanah yang dipadatkan dengan cara menginjaknya sampai terbentuk galengan yang sesuai dengan harapan.
            Lubang-lubang yang terdapat di sepanjang pematang sebaiknya ditambal dengan tanah untuk menghindari perembesan dari sawah. Jika lubang terlalu besar, sebaiknya pematang yang terdapat di sekitar lubang dibongkar terlebih dahulu dan kemudian dibangun kembali.
b.    Pembuatan Selokan/Kemalir
            Pembuatan selokan/kamalir dimaksudkan untuk melindungi ikan dari :
- Serangan hama, seperti burung, ular ataupun musang air
- Bahaya kekeringan yang sering disebabkan oleh penguapan air yang tinggi.
- Meningkatnya temperatur air karena panasnya sinar matahari.
            Selokan/kamalir ini dapat dibuat melintang atau sejajar dengan galengan. Lebar kamalir cukup 50 cm dengan kedalaman tidak kurang dari 30 cm. Selama pemeliharaan, air di dalam kamalir harus selalu dikontrol supaya tidak sampai kurang.
c.    Pembuatan Saluran Pemasukan dan Pengeluaran Air
            Saluran pemasukan dan pengeluaran air dibuat dengan tujuan untuk mengatur tinggi permukaan air yang terdapat di sawah agar tidak kekurangan atau berlebihan. Saluran pemasukan dan pembuangan air dapat dibuat dari bahan bambu atau pipa pralon yang ditanam pada pematang sawah. Saluran pengeluaran air yang dibuat sebaiknya dua buah, yaitu berfungsi untuk menguras air yang terdapat dalam kamalir sehingga akan mempermudah penangkapan ikan pada saat panen dilakukan. Sedangkan saluran pengeluaran yang lain berfungsi untuk mengatur tinggi air yang diinginkan. Saluran pemasukan air yang dibuat cukup satu saja dan harus terletak lebih tinggi dari pada saluran pengeluaran, agar air yang telah dialirkan tidak mengalir kembali ke luar. Untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar atau sampah dan keluarnya ikan yang dipelihara, sebaiknya pada saluran pemasukan maupun pengeluaran dipasang saringan dari anyaman bambu atau kawat kasa.
d.     Pembuatan Bak Penampungan
            Bak penampungan berguna untuk menampung ikan pada saat dilakukan panen sehingga ikan mudah ditangkap. Bak penampungan ini sebaiknya dibuat di sekitar saluran pengeluaran. Ukuran bak tergantung pada sawah yang tersedia sehingga dapat menampung semua ikan yang dipelihara. Bak penampungan harus lebih dalam daripada kemalir, sehingga pada saat kemalir kering bak ini masih terisi air untuk menampung ikan.

e.    Pengolahan Tanah
            Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyediakan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman padi maupun organisme makanan ikan. Tanah mula-mula dicangkul atau dibajak sampai kedalaman 20 cm, kemudian alirkan air agar tanah menjadi sedikit becek. Taburkan pupuk urea secara merata ke seluruh permukaan tanah dengan dosis 100-200 kilogram untuk setiap hektarnya. Setelah benih padi ditanam, kemudian air dialirkan kembali sampai permukaan air mencapai ketinggian 20 cm, dan dibiarkan selama 4 -7 hari, untuk memberikan kesempatan kepada organisme makanan ikan untuk tumbuh. Setelah 4 -7 hari, benih ikan ditebarkan dengan kepadatan tertentu.
2.2.2 Persyaratan dan Kepadatan Benih Ikan
a.    Persyaratan Benih Ikan
            Untuk  mendapatkan hasil yang memuaskan, benih ikan yang akan ditebarkan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
·      Benih ikan tidak mempunyai warna tubuh yang terlalu mencolok, karena dapat menarik perhatian dari hewan-hewan pemangsa
·      Ikan bersifat omnivora (pemakan segala)
·      Benih berasal dari jenis ikan yang unggul dan sehat
·      Bisa hidup di perairan dangkal dan tahan panas
·      Disukai masyarakat
b.    Kepadatan Benih Ikan
            Kepadatan benih pada waktu penebaran dibedakan menjadi dua yaitu :
a.  Penebaran untuk memperoleh benih ikan :
Penebaran dari benih ukuran 1-3 cm ditebar sesudah 5 hari padi ditanam dengan kepadatan 40-60 ribu ekor/hektar, lama pemeliharaan 4 minggu. Untuk mendapatkan benih ikan yang lebih besar dapat dilakukan pemeliharaan sampai pada penyiangan kedua. Padat penebaran 30-50 ribu ekor/hektar.
b.  Penebaran ikan untuk mendapatkan ikan konsumsi :
1.  Untuk ukuran 3-5 cm, padat penebaran 2000 ekor/hektar dengan lama pemeliharaan 60 hari, akan diperoleh ikan seberat 40 gram/ekor
2.  Untuk ukuran 5-8 cm, padat penebaran 1000-2000 ekor/hektar dengan lama pemeliharaan 50 hari, akan diperoleh ikan seberat 40 gram /ekor
3.  Untuk ukuran 8-11 cm, padat penebaran 1.000-1500 ekor/hektar dengan lama pemeliharaan 50 hari, akan diperoleh ikan seberat 60 gram/ekor
2.2.3    Cara Pemeliharaan
A.   Pemeliharaan Ikan sebagai Penyelang Tanaman Padi
            Pemeliharaan ikan sebagai penyelang dilakukan setelah tanah sawah dikerjakan sambil menunggu penanaman padi. Lama pemeliharaan disesuaikan dengan rencana penanaman padi, biasanya 30-40 hari. Setelah tanah selesai diolah, kemudian diberi pupuk dan diairi hingga tinggi permukaan 5-10 cm. Setelah dibiarkan selama 4-7 hari barulah benih ikan ditebarkan.
            Perlu diperhatikan bahwa tinggi permukaan air di petakan sawah tidak boleh lebih terlalu rendah. Untuk penebaran benih ikan yang berukuran 1-3 cm, maka tinggi permukaan air cukup 5 cm. Sedangkan pada penebaran benih ikan berukuran 5-7 cm, tinggi permukaan air diatur antara 5-10 cm.
B. Pemeliharaan Budidaya Ikan Bersama Padi
            Kegiatan pemeliharaan ikan bersama padi sebaiknya disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman padi. Dalam satu kali tanam padi dapat dilakukan beberapa macam pemeliharaan ikan, sesuai dengan tujuan pemeliharaan, apakah untuk ukuran benih saja atau untuk ukuran ikan konsumsi.
Ø  Pemeliharaan benih
            Untuk pemeliharaan benih ada 2 bentuk yaitu :
a.    Penebaran benih ikan ukuran 1-3 cm, dilakukan 5 hari setelah padi ditanam dan dipanen pada saat penyiangan padi  petama. Padat penebaran 40- 60 ribu ekor/ hektar. Lama pemeliharaan 24 hari, nantinya akan diperoleh benih ikan berukuran 3-5 cm.
b.    Penebaran benih ikan ukuran 1 cm dilakukan 5 hari setelah padi ditanam dan dipanen pada saat penyiangan kedua. Padat penebaran 10-15 ribu ekor/hektar. Pada saat penyiangan pertama diusahakan agar kemalir tetap ada airnya, sehingga ikan terus dipelihara sampai penyiangan kedua. Sampai saat penyiangan kedua ini akan diperoleh benih ikan berukuran 5-8 cm.
Ø  Pembesaran ikan untuk konsumsi
            Ada bentuk pembesaran ikan untuk konsumsi, yaitu :
a.    Untuk benih ikan yang berukuran 2-3 cm, ditebarkan sebanyak 3000 ekor/hektar. Penebaran dilakukan 5-7 hari setelah padi ditanam. Panen ikan dilakukan saat akan panen padi.
b.    Untuk benih ikan yang berukuran 5-8 cm, ditebarkan 1000-1500 ekor/hektar. Penebaran dilakukan setelah penyiangan pertama. Panen ikan dilakukan saat akan panen padi dan untuk benih ikan yang berukuran 8-12 cm, ditebarkan lebih kurang 1000 ekor/hektar. Penebaran dilakukan setelah penyiangan kedua dan dipanen saat akan panen padi dengan lama pemeliharaan 50 hari.
1.  Ikan Dipelihara Sampai Penyiangan I
            Pada sistem ini, benih ikan baru ditebarkan setelah umur tanaman padi mencapai 4 -7 hari. Ukuran benih yang ditebarkan adalah 5-7 cm dengan padat penebaran 50-60 ribu ekor/hektar. Ikan dapat dipanen setelah dipelihara selama sebulan, yaitu pada saat penyiangan pertama terhadap tanaman padi. Mula-mula permukaan air diturunkan sampai pada bagian kemalir saja yang masih terisi. Selama penurunan permukaan air, ikan akan berkumpul di dalam kemalir. Saat inilah dilakukan penyiangan I terhadap tanaman padi.

2.  Ikan Dipelihara Sampai Penyiangan II
            Setelah penyiangan I, maka benih ikan yang berukuran 8-12 cm dapat ditebarkan kembali dengan kepadatan 7500-10.000 ekor/hektar. Ikan ini dapat dipanen pada saat penyiangan II. Pada saat penyiangan II diusahakan agar ikan dapat berkumpul dalam kamalir seperti pada penyiangan I.

3.  Ikan Dipelihara Sampai Tanaman Padi Berbunga  
            Setelah penyiangan II selesai, permukaan air dinaikkan kembali dan benih ikan dapat ditebarkan. Ukuran benih yang ditebarkan adalah 5-7 cm seperti pada sebelum penyiangan I atau 8-12 cm seperti sebelum penyiangan II. Dapat juga ditebarkan benih ikan yang telah mencapai ukuran 12 -16 cm dengan kepadatan 6000-8000 ekor per hektar. Benih ikan harus segera dipanen setelah tanaman padi mulai berbunga, karena sawah harus segera dikeringkan untuk memperoleh pembunggaan yang serentak. Ikan dapat dijual sebagai ikan konsumsi atau sebagai benih bagi petani yang mau melakukan usaha pembesaran.

C. Budidaya Ikan sebagai Pengganti Palawija
            Pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija adalah usaha perikanan di sawah sebagai selingan tanaman semusim. Pemeliharaan dilakukan setelah dua kali masa tanam padi berturut-turut dengan tujuan untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah. Setelah tanaman padi selesai dipanen, maka jerami yang ada kemudian dibabat dan ditumpuk menjadi beberapa kelompok. Permukaan air kemudian dinaikan kembali sampai tumpukan jerami terendam dan terjadi proses pembusukan. Jerami akan terurai menjadi unsur-unsur yang berguna bagi pertumbuhan tanaman dan organisme makanan ikan.
Pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija bertujuan untuk menghasilkan ikan konsumsi dengan berat 100-250 gram. Lamanya pemeliharaan berkisar antara 3-4 bulan.
2.2.4     Cara Pemanen Ikan      
·       Saluran pemasukan dan pengeluaran di pasang saringan. Saluran pemasukan ditutup dan saluran pengeluaran air dibuka, sehingga permukaan air turun.
·       Ikan digiring sehingga terkumpul di dalam kemalir dan kemudian air diturunkan lagi hingga air tinggal di parit saja.
·       Ikan yang ada dalam kemalir digiring menuju ke bak penampungan dan ikan ditangkap dengan menggunakan scoop-net. Ikan-ikan yang tertangkap ditampung di tempat penampungan yang berisi air bersih.
2.3 Keuntungan dan Kerugian yang Diperoleh dari Budidaya Ikan Sistem Mina Padi

a.     Keuntungan :

1.  Diperoleh dua macam hasil produksi sekaligus, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
2.  Petani menjadi lebih rajin mengawasi sawahnya.
3.   Kotoran ikan merupakan pupuk bagi tanaman padi
4.  Memperbaiki struktur tanah, karena ikan dalam mencari makan selalu membolak-balikan lumpur. 
5.  Ikan akan membantu memakan binatang-binatang kecil yang merupakan hama tanaman padi (carnivora).
b.     Kerugian:
1.  Pamberian pestisida yang berlebihan pada padi,  juga dapat mempengaruhi kehidupan ikan.
2.  Mudahnya hama (ular, kodok, burung dll) masuk ke dalam sawah.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1.  Ikan yang dapat dipelihara dalam budidaya mina padi adalah ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain
2.  Hama yang sering menyerang pada budidaya mina padi adalah burung, Ular,  kodok dan musang.
3.  Kegiatan-kegiatan budiadaya mina padi, meliputi : Persiapan lahan, Persyaratan dan Kepadatan Benih Ikan, cara pemeliharaan dan pemanenen ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar