I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Air merupakan
suatu zat pelarut yang sangat berguna bagi semua mahluk hidup. Dalam air
terkandung berbagai macam unsur-unsur yang membentuk suatu unit yang saling
berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap sifat dan kualitas air itu
sendiri.
Salah satu
parameter kimia yang ada di dalam parairan yaitu gas karbondioksida (CO2) yang dipengaruhi kualitas air. Ketersediaan
gas ini dalam perairan jumlahnya lebih sehingga akan mempengaruhi
organisme-organisme yang melakukan proses respirasi sedangkan kekurangan gas
ini akan mempengaruhi organisme dalam proses fotosintesis.
Karbondioksida
(CO2) tidak bertambah banyak pada kedalaman yang lebih besar kecuali
di lapisan dekat dengan dasar, demikian pula dengan pH. Karena Kalsium karbonat yang
diendapkan didaerah trophogenic jatuh perlahan-lahan ke dasar dan bertemu
dengan karbondioksida (CO2) agresif didaerah tropholytic, serta
menambah kosentrasinya di lapisan bawah (Barus, 2002).
Untuk
mengetahui kadar karbondioksida (CO2) diperlukan metode pengukuran
konsenterasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu
dengan penambahan indikator.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Limnologi tentang pengamatan Karbondioksida (CO2) yaitu agar praktikan dapat
mengetahui kadar
karbondioksida dalam perairan. Kegunaannya adalah praktikan dapat mengetahui cara
menentukan karbondioksida dalam perairan serta metode
pengukurannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sumber Karbondioksida
Karbondioksida merupakan unsur utama dalam
proses fotosintesis yang dibutuhkan oleh fitoplankton
dan tumbuhan air. Keberadaan karbondioksida
diperairan sangat dibutukan oleh tumbuhan baik yang besar maupun yang kecil untuk proses fotosintesis (Kordi, 2004).
CO2 juga terbentuk dalam air karena proses
dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme. Umumnya juga terdapat dalam
air yang telah tercemar. Karbondioksida pula diperairan berasal dari difusi
atmosfer, air hujan, air yang melewati tanah organik, dan respirasi tumbuhan
dan hewan, serta bakteri aerob dan anaerob (Efendi, 2003).
2.2 Peranan Karbondioksida Dalam Perairan
Karbondioksida
(CO2) mempunyai peranan yang
sangat besar bagi kehidupan organisme air. Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses dekomposisi
atau perombakan bahan
organik oleh bakteri. Namun
jika dalam keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan menjadi racun bagi
beberapa jenis ikan (Barus, 2002)
Kandungan CO2
diperairan digunakan untuk melarutkan kapur, yaitu untuk mengubah senyawa menjadi kalsium
bikarbonat Ca(HCO3-). Agar supaya bikarbonat
menjadi mantap sejumlah karbondioksida (CO2) tertentu harus tetap
berada dalam larutan Yang dapat memperbaiki dan
mempertahankan kalsium (Hendra, 1988).
2.3 Kadar Karbondioksida
Kadar
karbondioksida
(CO2) yang baik bagi organisme
peraiaran yaitu kurang lebih 15
ppm. Jika lebih dari itu sangat membahayakan karena menghambat pengikatan oksigen (O2). Lebih lanjut dikatakan
kadar karbondioksida yang berlebih dapat diatasi dengan melakukan penggantian
air secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yang terlalu lebat dan
peningkatan peranan kincir air (Mujiman, 1989).
Karbondioksida
dari udara selalu bertukar dengan karbondioksida yang ada di air. Pada air yang tenang pertukaran
ini sedikit, proses yang terjadi adalah difusi.
Sehingga kadar yang di perlukan pertukarannya
berubah lebih cepat dan air
dipermukaan berpusar menuju kebagian dasar perairan (Sastrawijaya, 2000).
2.4 Hubungan Karbondioksida
Dengan Parameter Lain
Tinggi dan rendahnya suatu
karbondioksida
dalam perairan tidak lepas dari pengaruh parameter lain seperti oksigen,
alkalinitas, kesadahan, suhu, cahaya dan sebagainya. Di mana
semakin tinggi karbondioksida,
maka oksigen yang di perlukan bertambah. Konsentrasi
karbondioksida sangat erat hubungannya
dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan, karena kandungan karbondioksida mempunyai konsentrasi yang hampir sama dengan konsentrasi oksigen terlarut
(Soeyasa, 2001).
Nilai
alkalinitas akan menurun jika
ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk
fotosintesis tidak memadai. Hal ini karena adanya proses difusi CO2 diudara kedalam air. Diperairan yang
sadah, kandungan karbondioksida tidak terdapat dalam bentuk gas. Hal ini
terjadi adanya pembentukan kalsium dan magnesium karbonat yang memiliki sifat
kelarutan rendah sehingga mengalami presipitasi.
2.5 Dampak Karbondioksida
Kelarutan
karbondioksida
(CO2) menurun diperairan, seiring dengan menurunnya
proses respirasi yang dilakukan oleh organisme yang ada dalam perairan. Pada siang hari proses
respirasi menurun disuatu perairan karena yang melakukan proses respirasi hanya
organisme berupa ikan sedangkan fitoplankton tidak melakukan respirasi
melainkan hanya melakukan fotosintesis (Zonnoveld, 1991).
Kurangnya karbondioksida (CO2) terlarut dalam perairan
utamanya pada siang hari dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis
yang dilakukan oleh organisme akuatik dan memperlambat pertumbuhan organisme tersebut dalam
perairan.
2.6 Penanggulangan Karbondioksida
Salah
satu masalah dalam perairan adalah apabila terjadi peningkatan kadar karbondioksida terlarut. Hal ini sangat
mempengaruhi aktivitas organisme yang ada di dalam utamanya persaingan dalam
proses respirasi. Solusi yang dapat dilakukan apabila hal tersebut terjadi yaitu
dengan cara pengaturan sirkulasi air dengan teratur dan dapat pula digunakan
aerator apabila kondisi perairan kecil (Barus, 2002). Dikatakan Hendra (1988), penanggulanganya dapat
dilakukan dengan menaikkan
pH
serta dengan
menambahkan senyawa kimia yang bersifat basa, pada umumnya digunakan kapur.
III. METODE PRAKTEK
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
Limnologi tentang Karbondioksida (CO2) dilaksanakan pada hari Kamis, pada
tanggal 25 November 2010 pada pukul 13.30 WITA sampai dengan
selesai. Bertempat di Laboratorium
Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Tadulako,
Palu.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu :
1.
Labu
Erlenmeyer
2.
Labu
Semprot
3. Karet Penghisap
3. Karet Penghisap
4. Pipet
Skala
5.
Pipet
Tetes
6. Gelas Ukur
7.
Alat
Tulis Menulis
Bahan yang digunakan dalam
Praktikum yaitu :
1.
Indikator phenolphthalein (PP)
2.
Larutan H2SO4 0,02 N
3.
Air sampel (ada organisme dan tidak ada organisme)
3.3 Prosedur
Kerja
3.3.1 Karbondioksida terikat
Memasukkan sebanyak 50 ml air ke dalam labu
Erlenmeyer dengan
hati-hati untuk menghindari pengaruh aerasi atau difusi CO2. Kemudian meneteskan 5 tetes
indikator PP dan putar labu erlenmeyer dengan tenang serta teratur agar Indikator PP
tersebar merata. Apabila warnanya berubah menjadi pink, maka larutan
tersebut termasuk karbondioksida terikat. Dan tetrasi dengan menggunakan
larutan H2SO4 untuk mengubah warna pink menjadi bening.
Selanjutnya tulis volume peniter yang di dapat.
3.3.2
Karbondioksida bebas
Memasukkan sebanyak 50 ml air ke dalam labu
Erlenmeyer dengan hati-hati
untuk menghindari pengaruh aerasi atau difusi CO2. Kemudian meneteskan 5 tetes
indikator PP dan putar labu dengan tenang serta teratur agar Indikator PP
tersebar merata. Apabila warnanya berubah menjadi bening (tidak
berwarna), maka larutan tersebut termasuk karbondioksida bebas. Dan tetrasi
dengan menggunakan larutan Na2CO3 untuk mengubah
warna pink menjadi tetap pink. Selanjutnya tulis volume peniter yang di dapat.
3.4 Analisis Data
Untuk menghitung kadar karbondioksida
terlarut didalam perairan dapat digunakan rumus berikut :
1. Karbondioksida bebas (bening)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan
hasil perhitungan
karbondioksida (CO2) pada air yang ada
organismenya dan air yang tidak ada organismenya, maka
dapat diperoleh hasil sebagai
berikut :
Gambar 1. Histogram kandungan karbondioksida Terlarut
4.2 Pembahasan
Praktikum
yang kami lakukan tentang karbondioksida hasil yang di dapat ialah pada
sampel yang ada organisme nilainya adalah sebesar 25 mg/l dan pada sampel
yang tidak ada organisme nilainya sebesar 28 mg/l. Sedangkan menurut Soeyasa (2001) karbondioksida dalam air
dapat dibedakan dalam bentuk bebas dan terikat. Kandungan karbondioksida (CO2)
terlarut maksimum 25 ppm. Hal
ini dikarenakan bahwa kandungan karbondioksida dalam air biasanya merupakan
fungsi dari aktivitas biologi dan laju respirasinya melebihi laju fotosintesis.
Hasil yang di
dapat pada praktikum mengalami perubahan
warna yang sama pada sampel yang memiliki organisme dan sampel yang tidak
memiliki organisme, walaupun nilai yang didapatkan berbeda. Perubahan tersebut
disebabkan karena ada reaksi-reaksi yang terjadi dari dua sampel yang berbeda.
Reaksi yang terjadi pada sampel yang ada organisme mengalami proses yang
lambat, dikarenakan adanya pengaruh kadar karbondioksida (CO2)
yang kurang terhadap organisme tersebut.
Perubahan warna
yang sama saat penitrasi terhadap sampel yang memiliki organisme dengan sampel
yang tidak memiliki organisme terjadi disebabkan oleh adanya konsentrasi
karbondioksida yang tinggi yang menginterfensi pengangkutan hemoglobin dalam
darah terhadap oksigen (Efendi, 2003).
Nilai penitrasi
yang pertama dengan larutan H2SO4 sebesar 2,5 ml
dan penitrasi yang kedua dengan larutan yang sama yaitu H2SO4 sebesar 2,8 ml.
Perbedaan volume penitrasi tersebut
karena pengaruh organisme dalam air yang dapat mengatur besar kecilnya
konsentrasi karbondioksida bebas dalam perairan.
Permasalahan yang ada
dalam perairan adalah terjadinya
peningkatan kadar karbondioksida terlarut. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas organisme yang ada di dalam utamanya
persaingan dalam proses respirasi. penanggulangan yang dapat dilakukan ialah dengan cara pengaturan sirkulasi air
dengan teratur. Kadar
karbondioksida yang berlebih dapat diatasi dengan melakukan penggantian air
secara rutin dan teratur.
Karbondioksida (CO2) dari udara selalu bertukar
dengan karbondioksida yang ada di
air. Pada air yang tenang pertukarannya
sedikit, sehingga proses
yang terjadi adalah difusi. Pada perubahan warna yang terjadi saat praktikum,
karbondioksida dalam suatu perairan
tidak lepas dari pengaruh parameter seperti oksigen terlarut, alkalinitas,
cahaya, pH dan
sebagainya. Yang semakin
tinggi karbondioksida,
maka oksigen yang dibutuhkan bertambah. Konsentrasi
karbondioksida sangat erat pula hubungannya dengan
konsentrasi oksigen terlarut dalam
suatu
perairan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pada Praktikum Kandungan Karbondioksida (CO2) pada Air tawar, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kandungan karbondioksida (
CO2 ) yang diperoleh dari hasil sampel air yang ada organismenya
adalah sebesar 25 mg/l.
2. Kandungan karbondioksidan (
CO2 ) yang diperoleh dari hasil sampel air yang tidak ada
organismenya adalah sebesar 28 mg/l.
3. Penitrasi yang
dilakukan pada percobaan pertama dengan larutan H2SO4 mendapat hasil
dengan nilai 2,5 ml sedangkan pada percobaan kedua dengan nilai 2,8 ml.
5.2 S aran
Diharapkan agar praktikan dapat mengetahui kadar optimum
karbondioksida terlarut dalam perairan, karena bila karbondioksida terlalu
tinggi akan berdampak pada kehidupan hewan akuatik, sedangkan bila terlalu
rendah akan menghambat proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Barus
T. A. 2002. Pengantar Limnologi.
USU-Press. Medan
Efendi,
2003. Telaah kualitas air bagi
pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. KANISIUS (Anggota IKAPI).
Yogyakarta.
Hendra.,
Saputra, 1988. Membuat dan Membudidayakan Ikan dalam Kantong Jaring. CV.Simplex, Jakarta.
Kordi,
2004. Penanggulang Hama dan Penyakit
Ikan.
Bina Adiaksara, Jakarta.
Mujiman., A,
1989. Makanan
Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Soeyasa, 2001. Ekologi
Perairan.
Departemen Kelautan dan Perikanan Dirjen.Pendidikan Menengah Atas, JakartA.
Sastrawijaya, 2000. Pencemaran
Lingkungan. Rineka Cipta,
Jakarta.
Zonneveld,
N., Husiman, E.A., dan Boon, J.H., 1991. Prinsip-prinsip
Budidaya Ikan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lampiran
Tabel
Hasil Perhitungan Karbondioksida.
No
|
Sampel
|
Perubahan
Warna
|
Titrasi
H2SO4
(ml)
|
Karbon dioksida
|
|
Terikat
(Mg/l)
|
Bebas
(Mg/l)
|
||||
1.
|
Air yang ada organisme
Air yang tidak ada
organisme
|
Ada
Ada
|
1,3
1,06
|
13
10,6
|
-
-
|
2.
|
Air yang ada organisme
Air yang tidak ada
organismen
|
Ada
Ada
|
3
0,8
|
8
30
|
-
-
|
3.
|
Air yang ada organisme
Air yang tidak ada
organisme
|
Ada
Ada
|
0,8
O,85
|
8
8,5
|
-
-
|
4.
|
Air yang ada organisme
Air yang tidak ada
organisme
|
Ada
Ada
|
2,8
2,5
|
25
28
|
-
-
|
Perhitungan data - data kelompok :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar