Jadi
Pakan alami atau Plankton adalah jenis makanan ikan, berupa organisme yg hidup
melayang-layang didalam air tanpa mempunyai kemampuan untuk melawan gerakan
air. utamanya yang masih berbentuk larva dan ketersediaannya dapat diusahakan
atau dibudidayakan. Pakan alami (Plankton) sendiri dibagi menjadi 2 Jenis, yaitu
: Phytoplankton (kelompok tumbuhan) dan Zooplankton (Kelompok hewan).
1. Phytoplankton
Phytoplankton adalah organisme air
yang berukuran kecil yang melayang – layang mengikuti pergerakan air dan berupa
jasad nabati. Ukurannya sangat kecil, tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200 µm (1 µm =
0,001 mm). Umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang
membentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat halus namun bila mereka
tumbuh sangat lebat dan padat bisa menyebabkan perubahan pada warna air
laut yang bisa terlihat. Phytoplankton merupakan jenis plankton yang
umumnya beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan
phytoplankton merupakan jenis tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis.
2. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton
hewani, hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam perairan.
Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan
kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya
tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh
karena itu, untuk kelangsungan hidupnya ia sangat bergantung pada bahan organik
dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih
berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Di kalangan
pembudidaya ikan, ada beberapa jenis pakan alami yang berprotein tinggi yang
lazim diberikan kepada ikan hias air tawar. Diantaranya :
a.
Infusoria
Merupakan
protozoa yang sangat cocok diberikan pada burayak setelah makanan cadangannya
habis. Protozoa ini kebanyakan hidup di air tawar seperti kolam, sawah, rawa,
dan perairan tawar tergenang lainnya
b.
Rotifera
Merupakan sekumpulan jasad renik yang tubuhnya
mempunyai korona bulat yang berambut getar. Rotifer sendiri termasuk salah satu
kelas udang renik ukurannya antara 50-300 mikron. Jenis Rotifera yang
sering ditemukan ialah Brachionus.
c. Moina
Di
kalangan petani Moina dikenal dengan nama "kutu air". Jenis
kutu ini mempunyai bentuk tubuh agak bulat, bergaris tengah antara 0,9 - 1,8
mm dan berwarna kemerahan. Perkembangbiakan Moina dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu secara asexual atau parthenogenesis (melakukan penetasan telur
tanpa dibuahi) dan secara sexual (melakukan penetasan telur dengan
melakukan perkawinan/pembuahan terlebih dahulu). Pada kondisi perairan yang
tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan telur istirahat atau ephipium
yang akan segera menetas pada saat kondisi perairan sudah baik kembali.
Moina mulai
menghasilkan anak setelah berumur empat hari dengan jumlah anak selama hidup
sekitar 211 ekor. Setiap kali beranak rata-rata berselang 1,25 hari, dengan
rata-rata jumlah anak sekali keluar 32 ekor/hari, sedangkan umur hidup Moina
adalah sekitar 13 hari. Moina biasa hidup pada perairan yang tercemar
bahan organik, seperti pada kolam dan rawa. Pada perairan yang banyak terdapat
kayu busuk dan kotoran hewan, Moina akan tumbuh dengan baik pada perairan yang
mempunyai kisaran suhu antara 14-30 ° C dan pH antara 6,5 - 9.
d. Daphnia
Daphnia mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yang tidak
terlihat. Pada kepala bagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima
pasang alat tambahan. Alat tambahan pertama disebut \Antennula, sedangkan yang
ke dua disebut antenna yang mempunyai fungsi pokok sebagai alat gerak. Tiga
lainnya merupakan alat tambahan pada bagian mulut.
Perkembangbiakan
Daphnia yaitu secara asexual atau parthenogenesis dan secara sexual atau kawin.
Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering terjadi, dengan menghasilkan
individu muda betina. Telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga menetas.
Anak Daphnia dikeluarkan pada saat pergantian kulit. Pada kondisi perairan yang
baik, disamping individu betina dihasilkan pula individu jantan. Pada saat
kondisi perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2
telur istirahat atau epiphium yang akan menetas saat kondisi perairan baik
kembali.
e.
Cacing Sutra
Cacing
sutera (Tubifex), sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah merupakan
cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3
cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini
hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik.
Cacing
rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk
memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih
ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan
cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.
Di dalam
tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh
karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang
dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.
f.
Jentik Nyamuk
Satu lagi pakan alami yang terkenal
memiliki protein yang tinggi. Makanan yang disukai hamper oleh setiap jenis
ikan hias tanpa resiko sampingan. Jentik nyamuk ini biasanya mudah dan dapat
ditemukan di air selokan, comberan, parit, rawa dan sebagainya.
Sekian dulu ya postingan tentang Jenis-jenis Pakan Alami Ikan Air Tawar, Moga bermanfaat.
thanks Sob, Bermanfaat banget nie artikelnya!
BalasHapusinfo yang sangat bermanfaat mas, saya tertarik membudidayakan pakan alami ikan mengingat harga pakan pabrikan yang semakin mahal
BalasHapus