I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi perikanan merupakan
materi mengenai ikan sebagai
sumber daya
perairan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Ilmu biologi perikanan di negara
kita masih tergolong baru. Oleh sebab itu wajar bila banyak orang belum mengetahui aspek–aspek
biologi perikanan. Ilmu
ikhtiologi merupakan studi ilmiah yang mengenai ikan sebagai organisme yang
sangat menarik untuk dipelajari, olehnya biologi perikanan pun juga mempelajari ikan
secara ilmiah.
Namun penekanan dan tinjauannya pun
berbeda. Kadang–kadang pengertian istilah biologi ikan ditujukan pada
pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makan, tingkah laku
dan sebagainya. Tujuan yang terkandung dalam biologi perikanan merupakan suatu
usaha agar orang mempelajari ilmu ini dan dapat mengetahui serta memahami
sumber daya atau potensi perikanan dan kelautan, serta bagaimana
pemanfaatannya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum Biologi perikanan ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara panjang dan berat tubuh ikan serta mengetahui kondisi dari
ikan yang kita ukur. Kegunaan
dari praktikum biologi perikanan adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui hubungan antara berat dan panjang tubuh ikan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Panjang total yaitu panjang ikan yang
diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian
ekornya. Kalau mulutnya terletak dimuka maka pada waktu pengukuran mulut harus
dalam keadaan tertutup agar tercapai ujung terdepan. Ujung mulut tersebut harus
diletakan pada angka nol didepan pengukur, sedangkan ujung ekor terletak
dibagian belakang dari papan. Kalau ekor ikan tidak simetris maka ujung yang
diukur adalah ujung yang terpanjang (Aziz, 1989).
Statistik upaya sederhana, sebagai
contoh dalam bentuk jumlah nelayan, atau jumlah perahu-perahu, cukup mudah
untuk dikumpulkan. Statistik ini, cukup dapat dipercaya (tidak mungkin). Cukup
dekat antara hubungan terhadap intensitas nyata penangkapan terhadap stok untuk
semua penggunaan secara biologi, terutama dalam pengembangan perikanan (Aziz,
1989).
Konsekuensi terhadap laju pertumbuhan dan
tingkat kelangsungan hidup karena pengaruh variasi komposisi makanan larva ikan
di laut belum diamati sepenuhnya.
Perbedaan kandungan nutrisi dan dapat tidaknya suatu mangsa dicerna mungkin
penting, sebagai contoh mollusca yang mempunyai cangkang dari bahan kalsium dan
diketahui dapat melewati usus larva ikan herring tanpa dicerna (Bhattacharyya,
1957).
Menurut Kimball (1994),
menyatakan bahwa dalam pertumbuhan suatu organisme, yang biasanya dapat
dibedakan menjadi beberapa periode.
Periode pertama yaitu periode lamban adalah ciri adanya sedikit
pertumbuhan atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya dan dalam periode ini
organisme mempersiapkan diri untuk pertumbuhan. Periode lamban diikuti oleh periode
logaritma atau periode eksponen.
Dari semua pekerjaan sampling yang diadakan oleh peneliti
perikanan, yang paling ekstensif adalah yang berkenaan dengan determinasi
ukuran dan komposisi umur dari tangkapan. Sangat berguna untuk membedakan dua
macam program sampling, karena dalam beberapa klasifikasi garis pemisahnya
tidak begitu jelas. Pertama adalah
pemeriksaan dan pengukuran secara teliti dan tepat, sering menyangkut dalam
beberapa ciri seperti panjang total, fork length, berat gonad, maturity age dan
lain–lain. Tetapi hal ini dilakukan bila
spesimen–spesimen relatif sedikit. Sampling biasanya dikerjakan di ruang
laboratorium. Kedua ada sampling
untuk determinasi tunggal, pengukuran secara cepat (seperti total length) untuk
sejumlah besar spesimen–spesimen, sering dilakukan dalam kondisi yang tidak
sederhan. Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya
mengikuti suatu ketentuan yang lazim digunakan.
Panjang ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik atau sistem
lainnya. Tetapi sistem metrik sangat dianjurkan untuk dipakai dan di Indonesia
sistem tersebut sudah dikenal (Aziz, 1989).
Menurut Nontji
(1999), menyatakan bahwa berat dapat kita sebut sebagai suatu fungsi dari
panjang, dan hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yang
menjelaskan bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan
sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan terdapat perbedaan.
III. METODE
PRAKTEK
3.1 Waktu dan
Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum
mata kuliah Biologi Perikanan, dilaksanakan
pada hari Senin, 20 Desember 2010 pada jam 15.00 WITA sampai dengan
selesai. Pelaksanaan Praktikum bertempat
di ruang Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako,
Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Biologi Perikanan yaitu
:
1. Alat pengukur panjang
(mistar).
2. Timbangan.
3. Baki.
4. Alat tulis
menulis.
Bahan yang
digunakan adalah :
1. ikan Katombo.
3.3
Prosedur Kerja
Cara kerja dalam perhitungan
panjang dan berat tubuh ikan
pada praktikum Biologi Perikanan adalah sebagai berikut :
1.
Mengukur
panjang dan berat total ikan.
2.
Menghitung
hubungan panjang dan berat ikan.
3.
Mencatat
hasil perhitungan panjang dan berat ikan.
4.
Menggambar
grafik hubungan panjang dan berat ikan.
3.4 Analisisa Data
3.4.1 Analisisa data mengenai
perhitungan panjang dan berat pada ikan.
Berat (W) ikan
dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang (L) dan hubungan ini hampir
mengikuti hukum kubik yang dinyatakan dengan rumus.
W = aL3 dimana W = berat ikan, L = Panjang ikan, dan a = Konstanta.
Hukum tersebut
mengasumsikan bahwa bentuk dan berat ikan akan tetap selama hidupnya. Tetapi
karena ikan senantiasa bertumbuh, maka menurut Hile (1996) formulasi umum yang
dapat digunakan yaitu :
W = aLb dimana W =
berat ikan, L = panjang ikan, dan a dan b = konstanta.
Persamaan
tersebut dapat ditrasnformasikan ke dalam bentuk logaritma yang diperoleh
dengan rumus : Log W = log a + b log L,
dari persamaan tersebut harga–harga W dan L telah diketahui, sehingga yang
perlu dicari adalah harga a dan b.
3.4.2 Perhitungan Panjang dan
Berat Ikan Secara Langsung
Perhitungan
secara langsung menurut Lagler (1961), Rousefell dan Everhart (1962), yaitu
dengan rumus sebagai berikut :
Ket : N = jumlah ikan XY = log L x log W
X = log L (panjang) X2 = (log L)2
Y = log W (berat) Y2 = (log W)2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah
dilakukan praktikum biologi Perikanan tentang pengukuran panjang dan berat pada
ikan Katombo, maka diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang dan berat ikan Katombo
No.
|
Panjang (mm)
|
Berat (gr)
|
Log X
|
Log Y
|
1
|
200
|
120
|
2,301
|
2,079
|
2
|
210
|
110
|
2,322
|
2,041
|
3
|
210
|
120
|
2,322
|
2,079
|
4
|
200
|
90
|
2,301
|
1,954
|
5
|
210
|
100
|
2,322
|
2
|
6
|
220
|
110
|
2,342
|
2,041
|
7
|
200
|
90
|
2,301
|
1,954
|
8
|
200
|
100
|
2,301
|
2
|
9
|
195
|
90
|
2,290
|
1,954
|
10
|
200
|
100
|
2,301
|
2
|
11
|
190
|
100
|
2,279
|
2
|
12
|
200
|
100
|
2,301
|
2
|
13
|
200
|
100
|
2,301
|
2
|
14
|
195
|
90
|
2,290
|
1,954
|
15
|
210
|
100
|
2,322
|
2
|
16
|
210
|
110
|
2,322
|
2,041
|
17
|
205
|
00
|
2,312
|
2
|
18
|
210
|
100
|
2,322
|
2
|
19
|
220
|
120
|
2.342
|
2,079
|
20
|
225
|
100
|
2,352
|
2
|
21
|
210
|
110
|
2,322
|
2,041
|
22
|
150
|
100
|
2,176
|
2
|
23
|
200
|
110
|
2,301
|
2,041
|
24
|
250
|
100
|
2,398
|
2
|
25
|
180
|
100
|
2,255
|
2
|
N
|
-
|
-
|
X=
57,698
|
Y=50,258
|
Tabel 2. Hasil perhitungan secara
langsung pengukuran panjang dan berat ikan Katombo
No.
|
L(mm)
|
W(gr)
|
X
|
Y
|
XY
|
X2
|
Y2
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
|
200
210
210
200
210
220
200
200
195
200
190
200
200
195
210
210
205
210
220
225
210
150
200
250
180
|
120
110
120
90
100
110
90
100
90
100
100
100
100
90
100
110
100
100
120
100
110
100
110
100
100
|
2,301
2,322
2,322
2,301
2,322
2,342
2,301
2,301
2,290
2,301
2,279
2,301
2,301
2,290
2,322
2,322
2,312
2,322
2,342
2,352
2,322
2,176
2,301
2,398
2,255
|
2,079
2,041
2,079
1,954
2
2,041
1,954
2
1,954
2
2
2
2
1,954
2
2,041
2
2
2,079
2
2,041
2
2,041
2
2
|
4,784
4,739
4,827
4,496
4,644
4,780
4,496
4,602
4,475
4,602
4,558
4,602
4,602
4,475
4,644
4,739
4,624
4,644
4,869
4,704
4,739
4,352
4,696
4,796
4,510
|
5,295
5,392
5,392
5,295
5,392
5,485
5,295
5,295
5,244
5,295
5,194
5,295
5,295
5,244
5,392
5,392
5,345
5,392
5,485
5,532
5,392
4,735
5,295
5,750
5,085
|
4,322
4,166
4,322
3,818
4
4,166
3,818
4
3,818
4
4
4
4
3,818
4
4,166
4
4
4,322
4
4,166
4
4,166
4
4
|
N
|
-
|
-
|
X=57,698
|
Y=50,288
|
XY=115,999
|
X2=133,203
|
Y2=101,06
|
Maka di dapat nilai-nilai
sebagai berikut :
b = 0,186 r = 0,205
a = 1,581
r2 = 0,042
Persamaan :
Y = a + bX
= 1,581
+ 0,186
X
atau log W = 1,581
+ 0,186 log L
Y1 = 1,581 +
0,186 (X1)
= 1,581+ 0,186 (2,176)
= 1,581 + 0,405
= 1,99
Y2 = 1,581 +
0,186 (X2)
= 1,581+ 0,186 (2,397)
= 1,581 + 0,446
= 2,03
Misal :
Y1
= 1,99 Y2 = 2,03
X1
= 1,58 X2 = 0,18
Gambar 1. Grafik Hubungan Panjang Dan Berat
Ikan Katombo.
4.2 Pembahasan
Panjang rata–rata ikan Katombo berkisar 18 cm sampai 25 cm. Proses pengukuran panjang
ikan katombo
ini di ukur dari bagian tubuh ikan yang terdepan (mulut), sampai bagian tubuh ikan yang paling
belakang (ekor). Ketika mengukur dari bagian mulut, terlebih dahulu kita harus
menutup mulut ikan sampai terlihat rapat antara bukaan mulut atas dan bawah.
Pengukuran pada bagian belakang, diusahakan mengukur bagian ekor yang paling
panjang, sehingga mendapatkan ukuran panjang total sesuai dengan ukuran besar
kecilnya setiap ikan.
Menurut Aziz (1989), menyatakan bahwa Panjang
total yaitu panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala
sampai ujung terakhir bagian ekornya. Ketika
mulutnya terletak di muka, maka pada waktu pengukuran mulut
harus dalam keadaan tertutup agar tercapai ujung terdepan. Ujung mulut tersebut
harus diletakan pada angka nol di depan pengukur, sedangkan ujung ekor terletak
di bagian belakang dari papan. Saat
ekor ikan tidak simetris maka ujung yang diukur adalah ujung
yang terpanjang.
Ikan katombo
merupakan salah satu komponen perikanan yang pelagis yang penting di Indonesia. Ikan ini memilki kebiasaan
hidup bergerombol, dan memilki ukuran panjang 18 cm, walaupun ada pula yang mencapai
panjang 25 cm. (Nontji, 1993).
Pertumbuhan ikan dapat
dipengaruhi oleh faktor – faktor antara lain yaitu faktor dalam dan faktor
luar. Faktor ini ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak dapat
dikontrol. Menurut Kimball (1994), menyatakan bahwa dalam pertumbuhan suatu
organisme, yang biasanya dapat dibedakan menjadi beberapa periode.
Periode pertama yaitu
periode lamban adalah ciri adanya sedikit pertumbuhan atau tidak ada
pertumbuhan yang sebenarnya dan dalam periode ini organisme mempersiapkan diri
untuk pertumbuhan. Periode lamban diikuti oleh periode logaritma atau periode eksponen. Periode inilah yang memulai pertumbuhan pada
organisme.
Berat rata – rata ikan Katombo
berkisar antara 90
gram sampai dengan 120
gram. Hasil
pengukuran ini diperoleh dari menimbang berat tubuh ikan, yang secara morfologi
terdapat perbedaan bentuk tubuh yang besar dan kecil dari tiap ikan. Hal ini disebabkan akibat lambat dan cepatnya pertumbuhan
ikan tersebut, sehingga terdapat perbedaan – perbedaan berat badan pada ikan katombo. Menurut Aziz (1989), menyatakan bahwa berat
dapat kita sebut sebagai suatu fungsi dari panjang, dan hubungan panjang dengan
berat hampir mengikuti hukum kubik yang menjelaskan bahwa berat ikan sebagai
pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi
hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang
ikan terdapat perbedaan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapat mengenai hubungan panjang dan berat pada ikan katombo, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Panjang rata-rata pada tubuh ikan katombo adalah berkisar
antara 18 cm sampai dengan 25 cm.
2.
Berat rata-rata pada tubuh ikan katombo adalah berkisar
antara 90 gr sampai dengan 120 gr.
3.
Hubungan
antara panjang dan berat tubuh ikan
sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan.
4.
Berat
tubuh ikan memiliki perbedaan, yang dapat menyebabkan bentuk dan
panjang tubuh ikan
yang berbeda–beda serta pertumbuhannya lambat kadang cepat.
5.2 Saran
Sebagai praktikan saya menyarankan, sebaiknya didalam praktikum biologi
perikanan mahasiswa dapat lebih mengetahui lagi tentang materi tersebut agar
mahasiswa dapat mengklasifikasikan ilmu biologi perikanan didalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, 1989. Tehknik Penarikan Contoh Populasi Biologis. Depdikbud.
Bhattacharyya,
1957. PengantarIktioplankton.
Fakultas Ilmu Perikanan Dan Kelautan, Bogor.
Brotowidjoyo, 1999. Pengantar
Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty,
Yogjakarta.
Kimball, 1994. Biologi Jilid 2. Erlangga, Bogor.
Nontji, 1993. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar